When you want something, all the Universe conspires in helping you to achieve it - Paulo Coelho, The Alchemist

Minggu, 19 Juli 2015

Kurang Lebih Jangan Diperhitungkan

Kemarin abis bongkar lemari. Maklum, semangat baru kelar skripsi mendorong untuk segera membungkus barang - barang lama untuk di simpan. Nah, saya ketemu satu artikel bagus. Lupa ini darimana, tapi saya ingat, dulu waktu awal-awal ngampus, pernah juga mau ngepost artikel ini. Tapi terlanjur lupa. Langsung saja judulnya, ' Kurang Lebih Jangan Diperhitungkan '

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali terjadi ketidakcocokan dalam pendapat "meskipun merupakan saudara kandung, tapi harus juga ada perhitungan yang jelas", ini adalah sifat manusia, yang sepele saja diperhitungkan, apalagi jika menemukan keadaan: "Kamu memiliki lebih banyak dari pada aku, atau aku memiliki lebih banyak dari pada kamu". Masalah-masalah beginilah yang sering menimbulkan pertentangan antara "Aku" dengan "Orang lain".


Teman karib, saudara kandung sampai memutuskan hubungan juga dikarenakan oleh adanya pertentangan dalam pembagian perhitungan financial, jabatan, materi, warisan, dan lain-lain, Kebanyakan orang berpendapat akan sangat rugi apabila mendapatkan bagian yang sedikit/kecil, dan sangat beruntung apabila mendapatkan pembagian yang lebih banyak.

Sebenarnya menerima bagian yang banyak atau sedikit bukanlah tergantung pada kuantitas materi yang diterima, melainkan adalah tergantung pada kebesaran jiwa dan kelapangan dada seseorang.

Dalam hal ini saya akan berikan beberapa contoh kehidupan. Pada jaman dulu kala ada seorang ibu yang bernama Wan Niang dalam kehidupan sehari-hari dia selalu memberikan pekerjaan ringan untuk anak kandungnya, sedangkan kepada anak tirinya diberikan pekerjaan berat, suatu hari dia menyuruh anaknya memikul jerami dan anak tirinya memikul batu-bata, dalam perjalanan berhembus angin kencang, sehingga jeraminya habis ditiup angin akan tetapi batu-bata pada anak tirinya tetap utuh.

Kisah satu keluarga lainnya, ketika ayahnya meninggal dunia, mewariskan 17 ekor sapi untuk dibagikan pada 3 orang anaknya dalam surat wasiatnya tercatat cara pembagiannya pada anak sulung mendapatkan 1/2 bagian, anak kedua 1/3 bagian, anak bungsu 1/9 bagian dari 17 ekor sapi. Tetapi 1/2 atau 1/3 atau 1/9 bagian tidaklah dibagi secara utuh, akhirnya membuat mereka kesal, gara-gara masalah ini sering menimbulkan pertengahan diantara mereka, namun tetap juga tak dapat memecahkan masalah. Kebetuln diseelah rumahnya tinggal seorang tua yang sangat bijaksana.

Melihat mereka setiap harinya bertengkar, maka dia menawarkan bantuan dengan memberikan seekor sapi miliknya kepada mereka. Akhirnya jumlah sapi menjadi 18 Ekor. Anak sulung mendapat 1/2 bagian dari 18 ekor adalah 9 ekor, anak kedua 1/3 bagian adalah 6 ekor, anak bungsu 1/9 bagian adalah 2 ekor, maka total sapi adalah seperti yang diberikan ayah pada mereka yaitu 17 ekor, tidak lebih, tidak kurang, sisa 1 ekor lagi adalah milik orang tua yang bijaksana itu. Sapi milik orang tua yang bijaksana sama sekali tidak berkurang, malah telah membantu tetangganya mengatasi masalah mereka.

Sejak dulu sampai sekarang keluarga mempunyai mental dan moral baik selalu membagi harta warisan dengan sifat mengalah, sebaliknya keluarga yang bermental dan bermoral buruk selalu menimbulkan banyak masalah dalam membagi warisan, sehingga saling mengadu ke pengadilan, saling membunuh, memutuskan hubungan keluarga dan sebagainya, sebenarnya banyak atau sedikit warisan yang dibagi janganlah terlalu dipermasalahkan, karena yang mendapatkan bagian yang banyak belum tentu akan hidup makmur dan sejahtera dikemudian hari, sedangkan mendapatk an bagian yang sedikit juga belum tentu akan miskin seumur hidup. Sukses atau gagalnya seseorang tidak ditentukan oleh berapa warisan yang diperoleh, melainkan masih perlu faktor-faktor lain yang mendukung.

Perhitungan besar-kecil atau banyak-sedikit yang kita dapatkan tidak bisa diukur dari segi kuantitas, melainkan harus adanya pertimbangan dari segi moral, mental yang baik, dan berjiwa besar serta berlapang dada, janganlah sedikit-sedikit dipermasalahkan atau diperhitungakn, dari kebesaran jiwa inilah segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik.

Karena itu apabila kita menerima pemberian dari orang lain terimalah apa adanya, dan jangan meminta lebih dari apa yang sudah ada, dengan demikian kita akan merasa puas dengan apa yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar