When you want something, all the Universe conspires in helping you to achieve it - Paulo Coelho, The Alchemist

Sabtu, 09 April 2016

Marah...

"Speak when you are angry, and you'll make the best speech you'll ever regret."

Satu kutipan bagus Dr. Laurence J. Peter. Jika dikilas balik, saya sering kali mudah marah pada hal-hal kecil selama satu tahun belakangan ini. Sering kali melontarkan kata-kata yang mungkin saja sudah menyinggung orang lain. Ketika saya menyadari kebiasaan buruk mulai ada dalam hidupku yang belum setengah abad ini, ingin rasanya melakukan perbaikan. Tetapi ini bukanlah hal yang mudah.
Beberapa kali saya mencoba belajar diam, bukan untuk menunjukkan bahwa saya itu sedang marah. Tetapi lebih tidak ingin memperpanjang masalah. Bukan menjadi lebih baik, tapi saya malah di cap sedang marah ketika diam. Lalu apa yang harus dilakukan??

Jujur saja, kalian pasti pernah mengalami hal seperti ini. Bahkan ada yang lebih parah, ketika di senggol sedikit mungkin saja bisa di terkam. Banyak faktor yang bisa saja terjadi ketika seseorang marah. Mungkin saja
lingkungan, atau masalah dalam hidup. Tetapi tetap saja saya ingin menjadi orang yang lebih baik. Dan mungkin saja saudara jauh saya bisa membantu. 'Google', hal yang pertama disarankan untuk mengatasi kemarahan, yaitu menghitung sampai angka sepuluh.

Tapi teman-teman, saya selalu berpikir, apa mungkin kita masih ingat hitungan angka sepuluh saat sedang marah? Sudah pasti saya merasa jengkel dengan tips yang selalu muncul di urutan pertama untuk mengatasi kemarahan. Tidak hanya menggunakan hitungan angka sepuluh, tips-tips lain juga banyak beredar. Ada yang menyarankan meditasi, menarik nafas sedalam-dalamnya, dan bahkan tersenyum. Untuk saya tips-tips tersebut tidak terlalu berpengaruh untuk manusia yang mungkin belum memiliki pemahaman akut soal hidup.

“Anyone can become angry – that is easy, but to be angry with the right person at the right time, and for the right purpose and in the right way – that is not within everyone’s power and that is not easy.”

Setidaknya, kalimat dari Aristhoteles ini membuat saya sadar, Ketika marah seperti anak kecil saja. Ketika marah, tidak ada ucapan baik yang keluar dari mulut. Sekalipun kita dalam posisi benar, tetap saja kata-kata kita menyakiti orang lain. Marah itu sejenis penyiksaan diri sendiri atas apa yang dilakukan oleh orang sengaja atau tanpa sengaja membuat kita marah.
Seberapa bijak pun kutipan terkenal yang ada di dunia, kalimat-kalimat itu hanya motivasi, semua tergantung pada diri sendiri. 
Saya belajar, kalian belajar, dan semua orang yang belajar untuk mengatasi kemarahan. Dan yang terbaik akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar