Bukan kepada serunya atau ramainya acara tersebut karena GRATISSS. Tapi lebih ke makna dari setiap kegiatan yang ditampilkan dan dipersembahkan oleh panitia. Oke, kembali lagi ke topik. Hubungannya dengan BBM yang saya dapat dengan acara Wishing Candle dua tahun yang lalu adalah, pada saat selesai drama singkat mengenai anak yang tidak berbakti pada orang tua dan akhirnya
kesepian di masa tuanya diputarlah sebuah video di sebentang kain putih dengan proyektor.
Dan Video yang diputar adalah hampir mirip dan malah persis dengan video yang saya dapat dari BBM. Dalam ingatanku, pada saat pemutaran videonya, salah satu teman saya sepertinya menangis. Tapi dirinya bersihkeras bahwa dia tidak menangis.
Oke tidak penting, yang penting adalah saya ingin menulis ulang kembali tulisan yang ada di video tersebut di blog ini.
Berikut isi suratnya...
Sepucuk surat dari ibu dan ayah...
Anakku, ketika aku semakin tua,
Aku berharap kamu memahami
dan memiliki kesabaran untukku
Suatu ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup
diatas meja,
karena pengelihatanku berkurang.
Aku harap kau tidak memarahiku.
Orang tua itu sensitif...
Selalu merasa bersalah saat kamu
berteriak.
Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa
mendengar apa yang kamu katakan,
Aku harap kamu tidak memanggilku 'TULI'
Mohon ulangi yang kamu katakan atau menuliskannya.
Maaf anakku, aku semakin tua.
Ketika lututku mulai lemah, aku harap kamu memiliki
kesabaran untuk membantuku bangun.
Seperti bagaimana aku selalu membantu kamu
saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan.
Aku mohon jangan bosan denganku.
Ketika aku terus mengulang
apa yang aku katakan, seperti kaset rusak.
Aku harap kamu terus mendengarkan aku.
Tolong jangan mengejekku atau bosan mendengarkanku.
Apakah kamu ingat waktu kamu masih kecil dan kamu ingin
sebuah balon?
Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang – ulang sampai
kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Maafkan juga bauku.
Tercium seperti orang yang sudah tua. Aku
mohon jangan memaksaku untuk mandi. tubuhku lemah.
Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin.
Aku
harap, aku tidak terlihat kotor bagimu.
Apakah kamu masih ingat ketika kamu masih kecil?
Aku selalu mengejar –ngejar kamu ... karena kamu tidak ingin
mandi.
Aku harap kamu bisa bersabar denganku, karena aku selalu
rewel.
Ini semua bagian dari menjadi tua.
Kamu akan mengerti ketika
kamu tua.
Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita bisa
berbicara.
Bahkan untuk beberapa menit.
Aku selalu sendiri sepanjang waktu dan tidak memiliki
seorang pun untuk di ajak bicara.
Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaan.
Bahkan jika kamu tidak tertarik pada ceritaku,
Aku mohon
berikan aku waktu untuk bersamamu.
Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
Aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang
mainanmu.
Ketika saatnya tiba...
Dan aku hanya bisa terbaring sakit
dan sakit
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku.
Maaf...
Kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan.
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku, selama
beberapa saat terakhir dalam hidupku.
Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama.
Ketika waktu kematian ku datang,
Aku harap kamu memegang
tanganku dan memberikan ku kekuatan untuk menghadapi kematian
Dan jangan khawatir, ketika aku bertemu dengan sang pencipta,
Aku akan berbisik pada-Nya, untuk selalu memberikan BERKAH
padamu
Karena kamu mencintai, ibu dan ayahmu
Terima kasih atas segala perhatianmu, nak.
Kami mencintaimu dengan kasih yang berlimpah
IBU DAN AYAH
Jika kalian benar - benar membaca surat di atas, kalian pasti menyadari apa yang tertulis di surat itu adalah benar. Inilah timbal balik. Di saat kecil, orang tua merawat kita. Dan ketika mereka tua, kita yang merawat mereka. Jasa mereka lebih besar daripada kita yang merawat mereka ketika sakit dan tua.
Saya sendiri menyadari betul bagaimana saya terhadap orang tua saya selama ini. Untuk itu, manfaatkan waktu. Katakan pada orang tua kalian sekarang, bahwa kalian 'Mencintai Mereka'. Karena waktu tidak akan kembali dan sejarah tak pernah terulang persis untuk kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar