When you want something, all the Universe conspires in helping you to achieve it - Paulo Coelho, The Alchemist

Selasa, 18 April 2017

Review Novel Tere Liye : Bulan

“Kamu tidak membutuhkan kekuatan besar, atau senjata-senjata terbaik untuk menemukan bunga matahari pertama mekar. Kamu cukup memiliki keberanian, kehormatan, ketulusan, dan yang paling penting, mendengarkan alam liar tersebut.”




                                                 SINOPSIS

Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh, dan dia salah satu teman baikku. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.
Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli dan aku yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang kami simpan sendiri sejak kecil. Aku bisa menghilang dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Dengan kekuatan itu, kami bertualang menuju tempat-tempat yang menakjubkan.

Novel Tere Liye selalu saja menarik untuk diikuti. Novel Tetralogi Fantasi seri kedua dengan judul Bulan memiliki cerita yang sama menariknya dengan seri pertamanya. Di seri kedua ini, bercerita tentang Raib, Seli dan Ali bersama Ily mengunjungi klan Matahari melalui buku kehidupan milik Raib. Di Klan matahari, keempat anak muda ini bertualang untuk menemukan matahari mekar pertama pada Festival tahunan klan Matahari.


Saya tidak akan spoiler mengenai cerita di dalamnya disini.
Awalnya, dari sinopsis yang ada di belakang cover novel, sudut pandang yang akan digunakan Tere Liye bercerita adalah sudut pandang Seli. Ternyata saya salah besar. Pov yang digunakan Tere Liye bercerita masih tetap dari sisi Raib. Dan itu tidak berubah hingga akhir cerita.

Tere Liye juga detail dalam setiap setting dan apa yang ada di setting novel tersebut sehingga benar-benar membuat saya sebagai pembaca benar-benar mengalaminya. Ending cerita yang cukup membuat saya “Why?? Kenapa harus Ily??” sedikit mengejutkan.

Kekurangan Novel ini menurut saya ada pada gerak cerita yang lambat di awal. Saya beberapa kali merasa bosan dengan alur yang cukup lambat. Hingga pertengahan halaman saya masih merasa cerita bergerak lambat. Mungkin karena novel ini bergenre fantasi dan membutuhkan detail yang lebih detail atau karena memang membosankan di awal.


Overall itu saja sih menurut saya. Dan untuk seri ketiga berjudul ‘Matahari’ masih tersusun cantik di rak buku dan masuk waiting list. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar