Mengawali
tulisan pertama di bulan Juli, saya terdorong untuk menulis tulisan ini. Saya
adalah penggemar sinetron GGS (Ganteng – Ganteng Serigala). Mungkin tulisan
saya ini bisa mewakili sedikit atau segelintir dari penonton GGS yang merasa
tayangan sinetron ini mulai membosankan.
Tujuan
tulisan saya ini bukan untuk menjatuhkan atau kritik negative. Tapi mungkin
bisa membuat tayangan sinetron GGS lebih maju, panjang dan tidak sekedar
menyandang gelar sebagai sinetron yang ditonton karena ada idolanya.
Sebagai
orang awam dan penonton stripping yang sudah hampir bosan dengan sinetron GGS,
beberapa hal yang “mungkin” harus diperhatikan oleh tim pembuat sinetron GGS
:
1. Adegan Flashback yang terlalu banyak
dan keseringan
Adegan flashback dalam sinetron GGS sekarang ini terlalu banyak dan
selalu diputar berulang kali. Dan juga hampir ada di setiap adegan per iklan di
beberapa episode yang lalu.
Hal ini adalah yang paling penting yang mendukung penonton untuk malas
menonton. Ini sama saja menyita waktu untuk menonton bagaimana cerita
berikutnya.
Tidak tau mengapa di sinetron satu ini banyak adegan flashback yang
menurut saya tidak penting. Mungkin saja ada alasan tertentu. Seperti menghemat
stock scene atau sebagainya.
2. Musik dalam adegan flashback
Ketika salah satu tokoh karakter sedang bersedih, tiba – tiba saja muncul
adegan flashback bahwa tokoh tersebut sedang mengingat kenangan indah dan musik
yang diputar sesuai dengan adegan flashback. Tetapi itu malah merusak mood atau
emosi penonton yang sedang bersedih atas adegan karakter tokoh yang sedang
bersedih tadi. Dan juga berlaku sebaliknya.
3. Kesinambungan adegan
Ada beberapa kali saya mendapati bahwa ada adegan yang kurang nyambung. Misalkan,
diceritakan vampire keluarga Agra keluar dari kelas dan ada di parkiran untuk
pulang, tiba – tiba saja setelah satu adegan lain, vampire keluarga Agra
diceritakan baru saja keluar dari kelas.
Kemudian ada cerita bahwa siswa-siswi fisika dan biologi akan ada wisata
ke pantai. Galang menceritakan info wisata ke pantai ke orang tuanya terlebih
dahulu. Setelah itu muncul adegan pak Bandi dan bu Syahrini yang mengumumkan ke
para siswa – siswi bahwa akan ada wisata ke pantai dalam waktu dekat.
Kemudian wisata ke pantai ‘dalam waktu dekat’ terlupakan oleh alur papsky
Galang digigit oleh keluarga viola. Setelah itu, wisata ke pantai sempat di
bahas lagi harus melalui rapat guru. Tidak hanya itu, wisata ke pantai dibahas
kembali tetapi di tunda 3 minggu ke depan setelah lebaran.
4. Karakter alami vampire
Karakter Tristan sebagai vampire sangat kuat. Bagaimana dia mengerang /
menggeram layaknya vampire. Berbeda dengan vampire – vampire lain. Tidak begitu
mirip dengan Tristan. Saya juga enggak tau apakah pembawaan setiap vampire
berbeda. Tetapi yang saya lihat itu adalah pembawaan dasar/alami dari vampire.
Bisa dilihat bagaimana pembawaan dari papsky Galang ketika baru menjadi
vampire. Mirip dengan apa yang dilakukan Tristan. Dan bahkan malah menurut
saya, akting papsky Galang lebih mirip vampire daripada yang lain.
Itu saja yang bisa saya sampaikan. Semoga tulisan saya bisa sampai ke tim
pembuat sinetron GGS. Dan mereka bisa mengerti maksud tulisan saya. Karena saya
tidak ingin penggemar sinetron ini merasa bosan. Bukan dengan alur ceritanya. Tetapi
terhadapat faktor – faktor yang saya paparkan di atas.
Saya yakin dengan sinetron bergenre vampire dan serigala yang sebelumnya
jarang ada di Indonesia ini bisa mendapat penonton setia.
Respect,
Ratna maria
maaf sebelumnya, saya ingin bertanya
BalasHapusapakah Saudari tahu alamat e-mailnya Penanggung jawab dari Sinetron GGS?
Terima Kasih :)
Maaf saya kurang tau. mungkin bisa email atau komentar di website SCTV.
BalasHapus