When you want something, all the Universe conspires in helping you to achieve it - Paulo Coelho, The Alchemist

Sabtu, 19 Juli 2014

Kritik & Saran untuk Tim Pembuat Sinetron Ganteng - Ganteng Serigala


Mengawali tulisan pertama di bulan Juli, saya terdorong untuk menulis tulisan ini. Saya adalah penggemar sinetron GGS (Ganteng – Ganteng Serigala). Mungkin tulisan saya ini bisa mewakili sedikit atau segelintir dari penonton GGS yang merasa tayangan sinetron ini mulai membosankan.
Tujuan tulisan saya ini bukan untuk menjatuhkan atau kritik negative. Tapi mungkin bisa membuat tayangan sinetron GGS lebih maju, panjang dan tidak sekedar menyandang gelar sebagai sinetron yang ditonton karena ada idolanya.

Sebagai orang awam dan penonton stripping yang sudah hampir bosan dengan sinetron GGS, beberapa hal yang “mungkin” harus diperhatikan oleh tim pembuat sinetron GGS
:
1.     Adegan Flashback yang terlalu banyak dan keseringan
Adegan flashback dalam sinetron GGS sekarang ini terlalu banyak dan selalu diputar berulang kali. Dan juga hampir ada di setiap adegan per iklan di beberapa episode yang lalu.
Hal ini adalah yang paling penting yang mendukung penonton untuk malas menonton. Ini sama saja menyita waktu untuk menonton bagaimana cerita berikutnya.
Tidak tau mengapa di sinetron satu ini banyak adegan flashback yang menurut saya tidak penting. Mungkin saja ada alasan tertentu. Seperti menghemat stock scene atau sebagainya.

2.     Musik dalam adegan flashback
Ketika salah satu tokoh karakter sedang bersedih, tiba – tiba saja muncul adegan flashback bahwa tokoh tersebut sedang mengingat kenangan indah dan musik yang diputar sesuai dengan adegan flashback. Tetapi itu malah merusak mood atau emosi penonton yang sedang bersedih atas adegan karakter tokoh yang sedang bersedih tadi. Dan juga berlaku sebaliknya.

3.     Kesinambungan adegan
Ada beberapa kali saya mendapati bahwa ada adegan yang kurang nyambung. Misalkan, diceritakan vampire keluarga Agra keluar dari kelas dan ada di parkiran untuk pulang, tiba – tiba saja setelah satu adegan lain, vampire keluarga Agra diceritakan baru saja keluar dari kelas.
Kemudian ada cerita bahwa siswa-siswi fisika dan biologi akan ada wisata ke pantai. Galang menceritakan info wisata ke pantai ke orang tuanya terlebih dahulu. Setelah itu muncul adegan pak Bandi dan bu Syahrini yang mengumumkan ke para siswa – siswi bahwa akan ada wisata ke pantai dalam waktu dekat.
Kemudian wisata ke pantai ‘dalam waktu dekat’ terlupakan oleh alur papsky Galang digigit oleh keluarga viola. Setelah itu, wisata ke pantai sempat di bahas lagi harus melalui rapat guru. Tidak hanya itu, wisata ke pantai dibahas kembali tetapi di tunda 3 minggu ke depan setelah lebaran.

4.     Karakter alami vampire
Karakter Tristan sebagai vampire sangat kuat. Bagaimana dia mengerang / menggeram layaknya vampire. Berbeda dengan vampire – vampire lain. Tidak begitu mirip dengan Tristan. Saya juga enggak tau apakah pembawaan setiap vampire berbeda. Tetapi yang saya lihat itu adalah pembawaan dasar/alami dari vampire.
Bisa dilihat bagaimana pembawaan dari papsky Galang ketika baru menjadi vampire. Mirip dengan apa yang dilakukan Tristan. Dan bahkan malah menurut saya, akting papsky Galang lebih mirip vampire daripada yang lain.

Itu saja yang bisa saya sampaikan. Semoga tulisan saya bisa sampai ke tim pembuat sinetron GGS. Dan mereka bisa mengerti maksud tulisan saya. Karena saya tidak ingin penggemar sinetron ini merasa bosan. Bukan dengan alur ceritanya. Tetapi terhadapat faktor – faktor yang saya paparkan di atas.
Saya yakin dengan sinetron bergenre vampire dan serigala yang sebelumnya jarang ada di Indonesia ini bisa mendapat penonton setia.



Respect,
Ratna maria

2 komentar:

  1. maaf sebelumnya, saya ingin bertanya
    apakah Saudari tahu alamat e-mailnya Penanggung jawab dari Sinetron GGS?
    Terima Kasih :)

    BalasHapus
  2. Maaf saya kurang tau. mungkin bisa email atau komentar di website SCTV.

    BalasHapus