Shilla berjalan menuju tempat tidurnya dengan wajah berseri
dan tersenyum merekah. Helaan nafas panjang terdengar di kamar yang cukup luas
dihiasi dengan pernak – pernik dan boneka – boneka.
“Baru kali ini aku ngerasa kamu itu benar – benar ada. Ga seperti
kamu yang ada di sekolah. Rese, nyebelin dan hobi cari masalah sama aku. Kamu
itu orang pertama yang berani menghibur aku tanpa ingin tau aku itu lagi
kenapa.” Ucap Shilla dalam hati sembari melirik ke arah sebuah figura yang
terletak di atas meja kecil disamping tempat tidur Shilla.
Sebuah foto keluarga.