Suster Dea di temukan sudah meninggal terbaring di
kasur kamarnya. Di sekitar jenazah suster Dea ditemukan jarum suntik, obat-obat
penenang dan pisau silet serta foto suster Dea dengan mantan pacarnya. Dugaan
sementara atas kematian suster Dea adalah bunuh diri.
Sehari sebelumnya, suster Dea di datangi oleh mantan
pacarnya yang meminta hubungan mereka kembali. Mantan pacar suster Dea yang
bernama Bisma itu juga berjanji akan menceraikan istrinya, karena Bisma tidak
bisa hidup dengan kebohongan dan tidak mencintai istrinya. Tetapi suster Dea
menolak.
Tim kepolisian pun mulai bergerak cepat. Melalui suster
Felisia, rekan kerja sekaligus sahabat baik suster Dea yang menemukan jenazah
suster Dea pertama kali, bahwa suster Dea adalah seorang suster kepala ruang
rumah sakit Cahaya Insani. Sebelum meninggal, suster Dea dikenal sebagai warga
yang baik dan suster yang baik.
Suster Felisia juga mengatakan suster Dea memiliki
mantan pacar yang kerap kali mengganggunya. Pernah satu kali suster Felisia melihat
Bisma mendatangi suster Dea yang sedang memohon untuk balikan. Menurut cerita
suster Dea ke suster Felisia ketika masih hidup, bahwa Bisma sering mengancam
akan mati bersama suster Dea jika mereka berdua tidak bisa bersatu. Seperti
biasa, suster Dea langsung menolak dan mengancam balik dengan memanggil
security rumah sakit.
Ketika di mintai keterangan tentang Bisma, suster
Felisia menjelaskan bahwa empat tahun yang lalu, Bisma menikah karena dikenalkan
oleh orang tuanya dan sekarang memiliki satu orang anak. Suster Dea sangat
kecewa dengan Bisma. Dan saat itu suster Dea belajar melupakan Bisma. Tetapi menurut
suster Felisia, Bisma adalah lelaki yang tampak stress. Selalu mengejar suster
Dea kemana saja setelah menikah. Bisma memiliki hobi merekam suster Dea dengan
tabnya. Walau sudah berkali-kali di tolak dan di usir oleh suster Dea.
Bisma seorang penggemar batu akik dan seingat suster
Felisia, di jari tangan kanan Bisma ada dua cincin batu akik warna hijau dan
merah. Dua warna batu akik tersebut juga disebutkan oleh seorang petugas
keamanan yang di mintai keterangan oleh Bimo di waktu dan tempat yang berbeda. Menurut
petugas keamanan tersebut, Bisma terlihat kusut dan lusuh. Terlihat terburu-buru
di malam terakhir sebelum suster Dea meninggal, Bisma datang pada jam 10 malam.
Saat itu Bisma tampak marah pada petugas keamanan tersebut dan kemudian berlari
pergi.
Intan, adik kandung suster Dea datang dari Bengkulu.
Setelah melakukan tanya jawab dengan pihak kepolisian, terdapat keterangan
lebih lanjut mengenai suster Dea. Suster Dea adalah tulang punggung keluarga. Dua
bersaudara hidup dengan ibunya dan sudah tidak memiliki ayah.
Hasil otopsi jenazah suster Dea di temukan patahan
jarum suntik di bahunya. Hasil dugaan sementara, adalah target utama membius
suster Dea. Karena terburu-buru hingga jarum suntik patah, kemudian target
utama mencekoki obat-obat penenang ke mulut suster Dea sebanyak-banyaknya. Sehingga
kematian suster Dea tampak seperti bunuh diri karena obat penenang. Dengan adanya
keterangan dan barang bukti yang di temukan, kesimpulan sementara kasus suster
Dea adalah kasus pembunuhan yang di rekayasa seperti kasus bunuh diri dan
target utama pihak kepolisian adalah Bisma.
Nina, Bimo dan Ardi menuju rumah Bisma. Bisma
menolak untuk ikut ke kantor polisi. Bisma mengatakan bahwa dirinya kehilangan
suster Dea. Bisma ingin menyusul suster Dea. Bisma takut suster Dea kesepian. Ketiga
polisi ini sedikit kewalahan untuk meminta keterangan pada Bisma. Bisma tampak
stress, sedih, kacau, dan kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar