Seminggu sebelum skripsi saya mencari Novel 'Negeri Van Oranje' di Gramedia Online, setelah melakukan pemesanan buku itu tiba. Dua hari selesai membaca novel dengan 500an halaman. Bukan bangga atau pamer, tetapi itu track record saya membaca novel tebal dalam dua hari. (Ingat saya bukan membandingkan dengan orang lain, tetapi membandingkan dengan saya sendiri selama membaca novel sekian tahun).
Kenapa saya bisa begitu antusias membaca novel ini?
So pasti karena ceritanya menarik untuk diikuti. Novel ini bercerita tentang 5 orang anak manusia dengan karakter yang berbeda-beda yang meraih gelar pascasarjana di Belanda. Mereka adalah Banjar, Wicak, Daus, Lintang dan Geri. Kesamaan nasib menjalin erat persahabatan mereka. Bersama, mereka berbagi pengalaman dan tips bertahan hidup di negeri Belanda. Takdir menuntut mereka memiliki keteguhan hati untuk melampaui rintangan, menggapai impian, serta melakukan hal yang paling sulit: The courage to love.
Sedikit bercerita tentang tokoh-tokoh di novel ini. Selanjutnya, sahabat harus beli sendiri ya.
Okay, the first atau dalam bahasa belanda di sebut de eerste yang akan kita bahas adalah....
Check this out guys.
Banjar
Irwansyah Iskandar alias Banjar, Seorang Marketing Maneger di Jakarta asal Banjarmasin. Kuliah S2 di Rotterdam dengan alasan untuk mendapatkan restu dari sahabat baiknya Goz, agar Banjar bisa mendekati adiknya Goz. Alasan yang sungguh konyol dan pada akhirnya membuat Banjar sadar betul bahwa sosok Gita, adiknya Goz perlahan mulai hilang.
Wicak
Wicak Adi Gumelar memilih Universitas Wageningen sebagai tempatnya untuk bersembunyi dari pengejaran orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bekerja di LSM kehutanan dan menyelidiki kasus Illegal Logging membuatnya menjadi salah satu orang yang paling di cari oleh manusia-manusia yang terlibat kasus tersebut. S2 Wicak adalah pelarian atau lebih tepatnya diawali sebagai persembunyian.
Daus
Firdaus Gojali Muthoyib, cucu kesayangan engkongnya. Kuliah S1 di jalur hukum, tidak menjadi pengacara, jaksa ataupun hakim. Tapi bekerja di departemen agama. Hal ini membuatnya stress ketika menghadiri acara reuni tahunan sang teman-teman kampus dahulu. Inilah yang membuat Daus si anak betawi pecinta dangdut sejati bertekad mengambil S2 Human Rights Law di Uttrecht.
Lintang
Anandita Lintang Persada, lulusan cum laude Fakultas Sastra mendapat kado ultah dari sang bunda berupa polis asuransi dengan nominal yang cukup menggiurkan. Dengan nominal yang cukup fantastis, Lintang mengunjungi Holland Education Fair dan menggunakan dana tersebut untuk kuliah S2nya di Leiden bidang European Studies.
Geri
Garibaldi Utama Nugraha Atmadja, terlahir di keluarga yang cukup berada, kuliah s1 dan meraih gelar masternya di Den Haag. Hidup bergelimang harta dari orang tuanya cukup membuatnya aman dari kondisi finansial mahasiswa umumnya.
Bertemu di stasiun karena badai memulai perkenalan AAGABAN, kelima anak Indonesia yang bertemu di Belanda.
Yang menarik disini adalah ketika di akhir cerita, kelima anak ini tersentil oleh beberapa diskusi atau bahkan hanya ucapan dari beberapa orang tentang apa yang dilakukan setelah meraih gelar S2. Apakah kembali ke Indonesia untuk memajukan negara, atau tetap di Belanda.
Berbagai perdebatan dan perbedaan paham terjadi disini dan ini sungguh menarik untuk saya pribadi.
Tidak hanya itu, novel ini juga membahas kisah cinta kelima anak manusia yang tergabung di AAGABAN. Bagaimana perjuangan mereka di ceritakan dengan lengkap. Satu lagi yang menarik di novel ini. Terdapat Tips ala keempat penulis novel ini tentang hidup di Belanda atau menjadi mahasiswa di negeri orang. Tips-tips ini di rangkum dan di sisipkan di sela-sela cerita.
Novel tulisan Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi dan Rizki Pandu Permana ini kabarnya akan dibuat versi layar lebar. Dan santernya lagi, proses syuting sudah selesai.
Saya jadi tidak sabar menanti film tersebut. Bagaimana pihak produksi film dan tim mengeksekusi cerita yang ada di novel menjadi satu visual audio yang cukup mencetarkan bila dikilas balik bahwa novel ini luar biasa menarik. Walau terkadang saya merasa di beberapa bagian diceritakan sudah klimaks tetapi terkesan ngegantung. But overall novel ini recomended banget deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar