Satu hal yang ingin membuatku kembali menorehkan ketikan di blog ini. Yaitu satu bahan cerita. Dari kemarin sudah rencana kalau postingan tahun ini harus lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tapi nasi sudah jadi bubur, tinggal di santap saja. Sudah bulan Oktober, baru dapat sedikit postingan. (Oke, bukan itu yang mau dibahas).
Sebelum masuk dan menyerempet judul yang menurutku cukup mengkhawatirkan di atas, saya ingin sedikit berbagi. Dulu, sejak SMP, saya selalu berpikir gimana sih proses yang terjadi dalam sebuah tayangan. kok bisa, ada opening di sinetron, gimana sih cari ngeditnya. kok bisa muncul
nama si artis di layar televisi. Kok bisa pertama kali ditayangin iklan, terus setelah muncul beberapa kali, si iklan jadi pendek.
Nah dibalik 'kok bisa' saya mendapat sebuah jawaban. Bahwa ada orang dan ada proses yang terjadi dibalik itu semua. Saya sekarang merasakan, gak gampang untuk buat hal seperti itu.
Berawal dari ketertarikan dan kecanduan kata 'kok bisa' saya mulai cari tau, di kampus mana yang ada belajar hal begituan selain kampus khusus dunia film dan iklan ya.
Kemudian sampailah di puncak acara semester 7.
Sekian basa - basinya.
Oke, langsung saja saya beritahu, kelas dimana saya sekarang berada mendapat sebuah tugas dari dosen. Yaitu membuat iklan. Kami (orang2 yang ada dikelas) dibagi menjadi 3 kelompok. Beruntunglah saya mendapat teman - teman yang cukup pro dalam kelompok tersebut.
Dengan waktu yang tersedia di akhir pekan, kami nongkrong di salah satu cafe yang belum lama buka di salah satu mall terkenal di Medan. Sedikit bercerita, menunggu adalah sesuatu yang sangat luar biasa disetiap pertemuan kelompok kami. Mungkin kelompok kami akan jadi pengusaha industri karet terbesar kelak.
Janji awal jam 10, diseret hingga mendekati jam 11. Setelah itu, cukup menghabiskan uang untuk secangkir kopi tetapi ide pun tak kunjung datang. Kata beberapa orang, jika kita duduk diam dan melirik ke sekitar, mungkin sang inspirasi atau sang ide bisa muncul. Tapi itu tidak terjadi dalam kelompok kami. Mulai dari diam tak bergeming, hingga ribut yang menjadi, sang ide yang sangat ditunggu tak kunjung datang.
Terkadang begitulah manusia. jika kita ribet mikir, maka tidak akan selesai kalau tidak take action. Hingga waktu yang semakin mengejar, muncullah sang ide serabutan.Kata temenku, itu adalah the power of kepepet.
Ide sudah ada, kamera sudah ada, properti sudah ada. Tinggallah kami mencari lokasi yang bagus. dari tempat ramai hingga yang paling sepi dan dengan bantuan dari ibu tanah mall tersebut, kami sukses selangkah kedepan.
Butuh 19 kali take untuk 4 frame di dua lokasi berbeda. Walau susah, panas, dan dimakan oleh 'menunggu' kami berhasil mengambil gambar2 sesuai dengan apa yang kita mau. tinggallah kita mengedit rekaman tersebut menjadi satu package yang sesuai dengan apa yang sudah kita lakukan.
Itulah yang saya rasakan. Teman - teman yang tidak pernah sekelas, tidak pernah dekat, jarang bicara sebelumnya tapi bisa melebur tanpa mandang 'siapa lo' dan 'siapa gue'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar